Malaikat Menjumpai Orang yang Saling Cinta di Jalan Allah

Advertisement

Ilustrasi. (Foto: getintravel.com)

Syahida.com – Riwayat hadits ini tidak memberitahu kapan, dimana dan pada kurun kenabian siapa peristiwa itu terjadi. Riwayat ini mengisahkan tentang hubungan persaudaraan antara dua orang muslim yang dilandasi oleh ketaatan mereka kepada Allah.

Peristiwa ini diberi perhatian secara khusus oleh Allah, sampai-sampai Allah mengutus malaikatnya untuk menemui salah seorang diantara mereka berdua.

Melalui malaikat yang diutus itu, Allah ingin mengkonfirmasi (bukan untuk Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Tahu) dan memperoleh jawaban langsung dari hamba tersebut tentang alasannya bertamu kepada saudaranya yang tingga di tempat lain.

Dialog antara malaikat dan hamba Allah itu yang kemudian Allah kabarkan kepada Rasulullah dan menjadi pelajaran bagi kita umat beliau.

Secara lengkap hadits itu berbunyi sebagai berikut: Abu Hurairah bercerita dari Nabi,

“Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya yang tinggal di sebuah dusun. Allah mewakilkan satu orang malaikat untuk mengintai orang itu di dalam perjalanannya. Lalu malaikat itu berkata: ‘Kamu hendak pergi kemana?’

Orang itu kemudian menjawab, ‘Aku hendak mengunjungi saudaraku yang tinggal di dusun ini’

malaikat itu kembali bertanya: ‘Apakah kamu mengunjunginya untuk sebuah manfaat yang ingin kamu capai?’



Orang itu menjawab; “Tidak, kecuali sesungguhnya aku mencintai dia karena Allah’.

Malaikat itu berkata: ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah (yang diperintahkan untuk mengintai) dirimu. Sesungguhnya Allah benar-benar mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.”  (HR. Muslim).

Riwayat yang terkandung dalam hadits qudsi ini memiliki pesan moral yang sangat dalam tentang hakikat persaudaraan muslim. Semestinyalah antara sesama muslim itu ada sikap saling mencintai yang dilandasi oleh iman kepada Allah semata. Jika ajaran persaudaraan dan ajaran cinta diamalkan sebagaimana gambaran dalam hadits di atas, maka Islam akan benar-benar memunculkan kualitas umat yang sangat kuat dan solid.

Penghargaan Allah yang tinggi bagi mereka yang saling mencintai karena-Nya, sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut, ‘Sesungguhnya Allah benar-benar mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya’, merupakan dorongan bagi terbentuknya komunitas muslim solid. Dimana mereka saling terikat dalam hubungan yang saling mencintai karena Allah. [Syahida.com/ANW]

Sumber: Kitab Jejak Malaikat di Bumi, Karya: M. Hilal Tri Anwari, Penerbit: Pustaka Al Kautsar

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.