Syahida.com – Di antara cara Allah untuk meneguhkan para kekasih-Nya di muka bumi ini adalah dengan menganugerahkan kepada mereka berbagai bentuk mukjizat dan karomah. Mukjizat yang Allah turunkan untuk menguatkan hati Rasul-Nya sangat banyak dan beragam. Tidak ada yang mampu menghitungnya kecuali hanya segelintir orang saja.
Suatu saat Rasulullah SAW pernah berdiri dan berbicara di hadapan para sahabatnya. Setelah itu beliau meminta sebuah mimbar dan diletakkan tepat berdampingan dengan sebatang pohon yang dulu menjadi tempat beliau bersandar. Saat itu, batang pohon tersebut menangis sedih karena harus berpisah dengan sang kekasih hati, Rasulullah SAW. Sebatang pohon yang tak mampu mengucapkan sepatah kata pun, tidak pula mampu berbicara, apalagi makan, minum, memberikan manfaat maupun menjauhkan seseorang dari bahaya dan mudharat. Namun, ternyata ia mampu merasakan duka, ia menangis di hadapan penglihatan dan pendengaran para sahabat!
Jabir pernah mengatakan, “Demi Allah, saat itu kami benar-benar mendengar suara batang pohon tersebut layaknya suara seekor unta betina yang sedang hamil dan banyak susunya yang harus berpisah dengan anaknya di tengah padang pasir.”
Di hadapan para sahabatnya, Rasulullah SAW melangkah mendekati batang pohon tersebut dan meletakkan tangannya yang suci agar ia berhenti menangis dan kembali tenang. 1
Mazhab Ahlussunnah wal jama’ah meyakini keberadaan karomah sebagai sesuatu yang benar-benar nyata adanya. Menurut mereka, karomah bisa terjadi tatkala seorang mukmin telah berhasil mencapai satu puncak ibadah yang sangat tinggi, yang tidak mungkin bisa dicapai kecuali oleh orang-orang yang mendapat gelar “As-Sabiqun”, sebagaimana firman Allah:
فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّـهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢…
“……..Maka di antara mereka ada sekelompok orang yang termasuk telah menzalimi diri mereka sendiri, dan sebagian lainnya berada di posisi pertengahan, dan yang lainnya termasuk (as-sabiqun) pioner dan pencetus berbagai kebaikan.” (Fathir [35] : 32)
Karomah pada dasarnya merupakan pertolongan dan pengokohan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beriman.
1. Al-‘Ala Al-Hadhrami
Beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Suatu ketika ia pernah pergi memimpin sebuah pasukan. Ketika menjelang pagi, mereka tersesat di daerah As-Dahna. Ia berjalan menyusuri semua penjuru untuk menemukan jalan, namun upayanya sia-sia.
Sementara waktu, ia merasakan dahaga yang mencekik, (hanya Allah yang mengetahui apa yang mereka rasakan). Pasukannya pun berkata, “Wahai ‘Ala, sesungguhnya Allah telah berjanji akan memberikan kebaikan kepada ummat Muhammad saw. Maka berdoalah kepada-Nya untuk kebaikan kita semua!”
Ia pun segera menghadap kepada Allah sambil bermunajat. Dalam rangkaian kalimat yang cukup singkat ia berdoa,
“Ya Allah, Yang Mahalembut dan Agung, Maha Mengetahui dan Mahabijak, Engkaulah yang Mahamengetahui dan Mahaagung… selamatkanlah kami…”
Kemudian perawi cerita ini mengatakan,
“Demi Allah, belum lagi ia selesai berdoa, tiba-tiba saja awan datang tepat berada di atas kepala para pasukan. Suara petir pun mulai menggelegar di angkasa, dan hujan turun membasahi bumi. Mereka akhirnya dapat minum serta berwudhu, dan setelah itu hujan pun reda kembali.
2. Abu Muslim Al-Khaulany
Ia adalah salah seorang Tabi’in. Suatu hari ia pernah menemui Al-Aswad al-‘Unsiy yang mengaku dirinya sebagai seorang nabi. As-Aswad bertanya kepadanya,
“Apakah engkau beriman kepadaku?”
“Aku tidak mendengar apapun tentang dirimu.”
“Apakah engkau beriman kepada Muhammad?”
“Demi ayah, dan ibuku aku beriman kepadanya!”
“Demi Allah, aku akan benar-benar membunuhmu dengan cara yang tidak pernah aku lakukan kepada orang sebelum kamu!”
Al-Aswad segera mengumpulkan kayu bakar dan menyalakan api. Kemudian para tentara menyeret kedua tangan Abu Muslim Al-Kaulani. Begitu tubuhnya sudah dekat dengan kobaran api, ia pun bermunajat dengan memanjatkan doa sebagaimana yang pernah di lantunkan oleh Nabi Ibrahim a.s.
“Hasbunallah wani’mal wakiil”,
“Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Dialah sebaik-baik pelindung.”
Demikianlah, akhirnya kobaran api yang begitu panas menjadi terasa dingin dan mampu menyelamatkan Abu Muslim Al-Khaulany. Ia berhasil keluar dari kobaran api tersebut dan kembali menuju Kota Madinah. Mendengar berita ini, Umar r.a segera menghampiri dan memeluknya. Kemudian ia membawanya menghadap Abu Bakar Ash-Shiddiq dan menududukkannya di antara mereka berdua. Setelah itu Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memperlihatkan kepada kita salah seorang umat Muhammad yang mengalami seperti apa yang dialami Ibrahim Khalilur Rahman.
Begitu banyak contoh peristiwa menakjubkan yang terjadi di tengah kehidupan umat Muhammad saw., dan kesemuanya mengatakan, betapa besarnya perlindungan dan pertolongan Allah kepada para kekasih-Nya. Siapakah yang mampu menjaga dan melindungi anak manusia kalau bukan Allah swt.? Oleh karena itu, sebelum kedua mata ini terlelap menuju pembaringan, kita dianjurkan untuk berdoa,
“Allahumma innii as alamta nafsii ilayka wa wadho’tu amrii ilayka wa wajahtu wajhii ilayka wa al jaktu zhohrii ilayka rughbatawarohbatan ilayka laa mal ja a walaa man ja a minka illa ilayka”
“Ya, Allah, kuserahkan diri ini kepada-Mu, kuletakkan semua urusanku kepada-Mu, kuhadapkan wajah kepada-Mu dan kusandarkan punggungku kepada-Mu, kesemuanya dengan penuh rasa harap dan cemas kepada-Mu. Tiada tempat berlindung dan (meminta) keselamatan kecuali hanya kepada-Mu.” 2
Jika kamu mampu menjaga dan menunaikan hak-hak Allah, niscaya Allah juga akan menjaga dan memelihara kamu untuk selama-lamanya. [Syahida.com/ANW]
—-
1 HR. Imam Bukhari (918,2095, 3583), Muslim (3583) dan Ahmad (13729, 14059).
2 Bukhari (247, 6311, 6313, dan 6315). Muslim (2710)
===
Sumber: Kitab Jangan Takut Hadapi Hidup, Karya: Dr. ‘Aidh Abdullah Al-Qarny, Penerjemah: Masrukhin, Penerbit: Cakrawala Publishing