Syahida.com – Ketahuilah, bahwasanya riba itu termasuk dosa besar yang membinasakan. Ia lebih tersamar dari rayapan semut di sebuah batu besar di malam yang gelap. Dan bahwa serendah-rendahnya riba itu
dosanya sama dengan seseorang yang menzinahi ibunya. Sedangkan berzina dengan ibu kandung sendiri adalah lebih besar dosanya dari pada berzina dengan tujuh puluh wanita selainnya.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٢٧٨
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah: 278).
Dan Allah Ta’ala juga berfirman,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّـهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَن جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّـهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴿٢٧٥
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah: 275)
Rasulullah SAW bersabda,
“Di dalam Islam, satu dirham uang yang diperoleh dari hasil riba dosanya lebih besar daripada dosa enampuluh tiga wanita pelacur.” (HR. Ahmad)
Samurah bin Jundub r.a berkata, “Apabila Rasulullah SAW selesai melaksanakan shalat subuh, beliau menghadapkan wajahnya yang mulia kepada kami, dan bersabda, ‘Adakah salah seorang dari kita yang bermimpi sesuatu?’ Kami menjawab, ‘Tidak, wahai Rasulullah.’ Beliau kemudian menyebutkan hadits tentang riba. Lalu beliau bersabda, ‘Kemudian kami berpindah hingga kami sampai ke sungai darah, dan di dalamnya ada seseorang berdiri. Dan di pinggir sungai itu ada seseorang lagi menunggu, yang di hadapannya terdapat batu-batu. Kemudian lelaki yang ada di tengah sungai itu datang untuk keluar daripadanya. Dan ketika ia hendak keluar, maka lelaki yang ada di pinggir sungai itu melemparinya dengan batu, sehingga lelaki itu kembali ke tempatnya semula. Dan setiap orang itu ingin keluar dari dalam sungai tersebut, orang yang di pinggir sungai itu melemparinya dengan batu, dan ia pun kembali ke tempatnya semula.’
Beliau bersabda lagi, ‘Aku kemudian bertanya mengenai orang tersebut. Maka diberitahukan kepadaku, bahwa orang ini adalah pemakan harta riba. Demikian yang akan diperbuat terhadapnya kelak pada hari kiamat.’”
Dari Abdullah bin Masud RA dari Nabi SAW bersabda,”Riba itu terdiri dari 73 pintu. Pintu yang paling ringan seperti seorang laki-laki menikahi ibunya sendiri.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)
Nabi Musa a.s bertanya pada Tuhan, “Wahai Tuhanku, apa balasan bagi orang yang memakan harta riba dan tidak bertobat darinya?”
Tuhan menjawab, “Hai Musa, Aku pun memberinya makan pada hari kiamat dari pohon zaqqum.”
Dalam sebuah syair disebutkan,
Wahai orang yang hatinya telah mati karena riba
Berhenti dan sadarlah
Betapa banyak orang yang tidur dalam senang dan sehat tiba-tiba sang maut mendatangi
Betapa banyak orang hidup dalam gelimang lezatnya rezeki
Tiba-tiba ditelan bencana saat menikmatinya
Berapa banyak anak terlahir di punggung bumi
Apabila tiba saatnya ia pasti mati
[Syahida.com/ANW]
===
Sumber: Kitab Padamkan Api Neraka dengan Air Matamu, Karya: Ibnul Jauzi, Penerjemah: Abu Hamas, MS, Penerbit: Khatulistiwa Press