Syahida.com – Aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih menakjubkan dari dunia yang mempermainkan akal. Kami telah mendengar dan menyaksikan beberapa orang cerdas dan berakal sempurna dipermainkan
oleh dunia hingga menjadi seperti orang gila.
Orang-orang hebat ini diangkat menjadi para pejabat, lalu mereka melakukan pembunuhan, pencambukan, pemenjaraan, pencelaan, pencederaan agama serta seluruh jenis kesewenang-wenangan. Karena dunia yang lenyap dalam waktu cepat, kesenangannya pun tak bebas dari kesedihan.
Wahai orang yang telah dianugerahi akal, jangan zalimi haknya, jangan padamkan cahayanya, dengarkan apa yang akan kami sampaikan dan jangan toleh tangisan bayi hawa nafsu. Bila merasa kasihan kepadanya, engkau tak akan mampu menyapih atau mendidiknya, lalu ia pun tumbuh sebagai seseorang yang bodoh dan miskin.
Ketahuilah, masa ujian adalah tamu yang suguhannya adalah kesabaran, seperti yang sudah dikatakan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. “Kehidupan dunia adalah makanan yang ditukar makanan dan pakaian yang diganti pakaian, dan ini adalah hari-hari yang pendek. Jangan menoleh ke kesenangan orang-orang yang bermewah-mewahan, tapi renungkanlah akibat yang akan mereka terima. Jangan sesakkan dadamu karena kehidupan yang sempit, dan hiburlah unta dengan nyanyian, niscaya ia akan kuat berjalan.”
Seseorang telah menghadiahkan sesuatu kepada Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, namun beliau mengembalikannya. Setahun kemudian beliau berkata kepada anak-anaknya, “Andaikata kita sudah menerimanya tentu sekarang ia sudah tiada!”
Bisyr al-Hafi rahimahullah melintas di dekat sebuah sumur bersama muridnya. Si murid mengatakan, “Aku haus.” Sang guru menjawab, “Sumur berikutnya!” Mereka lantas lewat di dekat sumur berikutnya, tapi sang guru kembali mengatakan, “Sumur berikutnya!” Dan ia menambahkan, ‘Begitulah cara menghabiskan umur di dunia!”
Beberapa orang mengunjungi Bisyr al-Hafi rahimahullah di rumahnya, namun mereka tak melihat selembar pun tikar. Seseorang dari mereka memberanikan diri untuk bertanya, “Apakah tanah seperti ini tak menyakitkan Anda?” “Ini adalah sesuatu yang akan segera berlalu,” jawab Bisyr dengan tenang.
Dawud ath-Tha’i rahimahullah punya sebuah rumah yang biasa dijadikannya tempat berteduh. Suatu hari salah satu atapnya jatuh. Ia kemudian pindah ke bagian lain yang ada atapnya, dan begitulah seterusnya hingga ia meninggal di sebuah lorong sempit!”
Orang-orang di atas adalah orang-orang yang mau memikirkan akibat setiap perkara. Meskipun begitu, aku tak menyuruhmu mencapai tingkatan seperti itu. Aku hanya ingin berkata kepadamu, “Bila engkau mendapatkan harta mubah -yang tak diungkit-ungkit oleh orang yang memberikannya yang tak mengandung bahaya, yang tak kau peroleh dari jalan meminta-minta, dan yang tak didapatkan dari orang zhalim yang hartanya diketahui berasal dari harta yang haram dan syubhat -kupersilakan engkau menikmatinya sesuka hatimu.
Walaupun begitu, engkau mesti berlaku hemat dan tak boros dalam membelanjakannya. Karena, sesuatu yang halal tetap tidak boleh melampaui batas. Jika melampaui batas, engkau mau tak mau akan membutuhkan makhluk dan mengambil harta dari sumber-sumber yang keruh.
Bila kehidupanmu sedang sempit, bersabarlah. Tapi jika ternyata engkau kurang bisa bersabar, mintalah kepada Dzat yang membuka seluruh pintu, karena Dia-lah Dzat Yang Maha Pemurah, dan hanya milik-Nya kunci-kunci kegaiban.
Jangan sekali-kali menjual agamamu dengan berpura-pura di hadapan makhluk, atau mendekat ke penguasa demi mendapatkan harta dari mereka, serta ingat-ingatlah selalu sejarah kehidupan generasi salaf.
Ibnu Sam’un punya selembar pakaian yang digunakannya duduk untuk menemui orang lain, lalu ia melipatnya dan membawanya pindah ke tempat lain. Ia mewarisinya dari bapaknya, dan pakaian tersebut bertahan selama 40 tahun!
Maimunah binti Syaqullah berprofesi sebagai seorang penceramah, dan pakaiannya dipakainya selama 40 tahun. Orang yang bersih hatinya dan tertata kalimatnya akan manjur nasihatnya, sedang orang yang berhati keruh tak akan diterima petuahnya.
Tingkatan tertinggi dalam masalah seperti ini adalah memfokuskan hati kepada Allah ‘Azza wa Jalla, bertawakkal kepada-Nya dan memalingkan jiwa dari pandangan makhluk-Nya. Jika engkau butuh mintalah kepada-Nya, dan bila engkau lemah mintalah kekuatan dari-Nya. Bila engkau bergantung pada usaha-usaha lahirmu, pasti engkau akan terputus dari-Nya. Dan jika batinmu fokus kepada-Nya, maka engkau akan mendapatkan jaminan untuk seluruh urusan Anda. [Syahida.com/ANW]
==
Sumber: Kitab Shad Al-Khatir Nasihat Bijak Penyegar Iman, Karya: Ibnu Al-Jauzi, Penerjemah: Abdul Majid, Lc., Penerbit: Darul Uswah