Syahida.com – Nabi Muhammad SAW diberi kelebihan dengan tidak mampunya setan menyerupai bentuknya, dari Abu Hurairah berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mimpi melihatku maka dia benar-benar melihatku karena setan tidak mampu penyerupaiku.” (Muttafaqun alaih).
Dari Jabir berkata bahwasanya Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mimpi melihatku maka dia benar-benar melihatku karena tidak layak bagi setan menyerupaiku.” (HR. Muslim).
Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mimpi melihatku, maka akulah yang dia lihat, karena setan tidak mampu menyerupaiku.” (HR. Ahmad).
Adapun hadits dari Imran bin Hushain, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa mimpi melihatku maka dia benar-benar melihatku karena setan tidak mampu menyerupaiku, barangsiapa yang mimpi melihat Abu Bakar maka dia benar-benar melihatnya sebab setan tidak mampu menyerupainya.” Hadits ini dari riwayat Ahmad bin Hasan bin Aban al-Mishri dan dia tidak tsiqoh (tidak dipercaya membawa hadits).
Dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Nabi SAW bersabda,
“Barangsiapa mimpi melihatku maka dia benar-benar melihatku karena setan tidak mampu menyerupaiku dan juga menyerupai Ka’bah.” (Hadits hanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu Sari).
Alim ulama menyatakan bahwa seseorang benar-benar bisa dipastikan mimpi bertemu Nabi SAW hanya dua orang, pertama, sahabat beliau yang melihat secara langsung karakter dan sifat beliau, jika dia mimpi melihat Nabi maka dia benar-benar melihat bentuk dan rupa Nabi yang tidak bisa dipalsu oleh setan dan kedua, orang yang sering mendengar atau membaca sifat dan karakter Nabi SAW dari berbagai kitab sehingga sifat itu terukur dengan baik dalam benak dan pikirannya.
Selain dua orang di atas, tidak bisa dipastikan mimpi bertemu Nabi bahkan boleh jadi hayalan dan ilusi dari setan dan tidak berfaidah ucapan orang yang nampak dalam mimpi tersebut, “Saya adalah Rasulullah” atau ucapan orang lain yang terihat dalam mimpi “Dia adalah Rasulullah,” sebab setan berdusta kepada diri sendiri dan berdusta kepada orang lain sehingga tidak bisa dipastikan.
Kisah orang-orang yang bermimpi bertemu Rasulullah SAW
1. Abu Fadhl bin Nashir al-Hafizh guru Imam al-Jauzi bahwa dia mimpi bertemu dengan Nabi SAW, beliau bersabda kepadanya, “Kamu harus mengikuti madzhabnya Syaikh Mashur al-Khayyath, kamu kembali dengan sebab itu ke madzhab ahli sunnah.” Cerita mimpi ini sangat masyhur dan telah disebutkan oleh Syaikh Muwafaquddin dalam kitab at-Tawwabin.
2. Abdullah bin Ahmad dalam Musnad berkata bahwa telah bercerita kepadaku Utsman bin Syaibah dari Yunus dari Abu Yaghfur al-Abdi dari bapaknya dari Muslim bin Said maula Utsman bin Affan bahwa dia telah memerdekakan dua puluh budak, dan dia meminta celana yang belum pernah dia pakai di masa jahiliyah dan Islam. Lalu dia berkata, “Sesungguhnya saya mimpi bertemu Rasulullah tadi malam dan saya juga bertemu dengan Abu bakar dan Umar, mereka berkata, ‘Bersabarlah, kamu akan berbuka di sisi kami nanti’,” kemudian beliau meminta mushaf lalu digelar di depannya.
3. Dari Abdurrahman bin Abu Hatim berkata bahwa telah sampai berita kepada saya bahwa Bisyr Harits al-Hafi berkata, “Saya bermimpi bertemu dengan Rasulullah dan beliau bersabda, ‘Wahai Bisyr, kenapa kedudukanmu lebih tinggi daripada teman-temanmu?’ Saya berkata, ‘Tidak tahu, wahai Rasulullah.’ Beliau mengatakan, ‘Karena kamu selalu mengikuti sunnahku, bantuanmu terhadap orang-orang yang shalih, selalu menasehati teman-temanmu dan cintamu terhadap sahabatku dan keluargaku, itulah yang menjadi penyebab derajatmu sejajar dengan orang-orang mulia’.”
4. Rabi’ berkata bahwa Imam asy-Syafi’i berkata kepadaku, “Ambillah suratku ini dan berikan kepada Ahmad bin Hanbal lalu tunggu jawabannya.” Lalu saya masuk ke Baghdad, saya bertemu dengan Ahmad pada saat dia sedang shalat Subuh sehingga saya shalat Subuh bersamanya. Tatkala dia pindah dari mihrab saya menyerahkan surat itu kepadanya dan saya mentakan, “Surat ini datang dari saudaramu Syafi’i yang tinggal di Mesir.” Imam Ahmad berkata, “Apakah kamu melihat isi surat itu?” Saya katakan,”Tidak.” Maka dia memecah cincin kemudian membaca surat itu, kemudian dia berlinang air mata. Saya bertanya, “Ada apa wahai Abu Abdullah.” Dia berkata, “Dia menyebutkan bahwa dia mimpi bertemu Rasulullah dan beliau bersabda kepadanya, “Tulislah surat kepada Abu Abdullah Ahmad bin Hambal dan sampaikan salamku kepadanya, serta katakan kepadanya bahwa kamu akan terfitnah dan teruji dengan fitnah Al-Qur’an adalah makhluk, jangan kamu kabulkan keinginan mereka maka Allah akan mengangkat derajatmu dengan ilmu hingga hari kiamat.” Saya katakan, “Ini suatu kabar gembira.” [Syahida.com/ANW]
===
Sumber: Kitab Menelanjangi Setan, Karya: Al-Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hanbali, Penerjemah: Zaenal Abidin Syamsudin, Lc., Penerbit: Darul Haq