Syahida.com –
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿١﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿٢﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿٣﴾ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, الْفَلَقِ ialah waktu shubuh.” 1 Al-‘Aufi berkata dari Ibnu ‘Abbas, “الْفَلَقِ ialah waktu shubuh.” 2 Mujahid, Sa’id bin Jubair, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil, al-Hasan, Qatadah, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, Ibnu Zaid bin Malik dari Zaid Aslam juga menafsirkannya demikian. 3 Al-Qurazhi, Ibnu Zaid, dan Ibnu Jarir berkata, “Ayat tersebut seperti firman Allah SWT, “Dia-lah yang menyingsingkan pagi.” (QS. Al-An’aam: 96).
Selanjutnya firman Allah SWT, { مِن شَرِّ مَا خَلَقَ } “Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,” yakni dari kejahatan seluruh makhluk.
Tsabit al-Bunani dan al-Hasan al-Bashri berkata, “Yaitu Jahannam, iblis dan keturunannya dari makhluk yang Dia ciptakan.
Firman Allah SWT, {وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ } “Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.” Mujahid berkata, “Yakni, malam apabila telah gelap gulita dengan terbenamnya matahari.” Demikianlah al-Bukhari meriwayatkannya darinya. 4 Ibnu Abi Najih juga meriwayatkannya demikian darinya. Ibnu ‘Abbas r.a, Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, adh-Dhahhak, Khushaif, al-Hasan dan Qatadah menafsirkannya, ‘Yakni malam apabila ia datang dengan kegelapannya.” 5 Az-Zuhri menafsirkan ayat, “Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.” Yakni, matahari apabila ia telah terbenam.”
Abul Mahzam berkata dari Abu Hurairah r.a menafsirkan ayat, “Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,” yakni bintang.” 6 Ibnu Zaid berkata, “Dulu (di zaman Jahiliyah), orang-orang Arab mengatakan, “Al Ghosiq artinya jatuhnya bintang kejora. Wabah penyakit dan penyakit tha’un menyebar ketika bintang tersebut jatuh dan menghilang ketika bintang tersebut terbit.” 7
Ibnu Jarir berkata, “Ahli tafsir selain mereka berkata, ‘Al Ghosiq adalah bulan.” Saya (Ibnu Katsir) berkata: Pijakan para pemilik pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari al-Harits bin Abu Salamah, ia berkata, “ ‘Aisyah r.a berkata, ‘Rasulullah SAW memegang tanganku, lalu beliau menunjukkan bulan yang terbit bersinar kepadaku. Dan beliau bersabda:
‘Berlindunglah kepada Allah dari al-ghasiq (rembulan) ini apabila ia terbenam.” 8
Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i dalam kitab at-Tafsir dari kitab Sunan mereka. 9
Selanjutnya firman Allah SWT, { وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ } “Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya).” Mujahid, ‘Ikrimah, al-Hasan, Qatadah, dan adh-Dhahhak berkata, “Yakni kejahatan para penyihir.” 10 Mujahid berkata, “Yakni, apabila perempuan-perempuan penyihir membaca mantra-mantra dan meniup pada buhul-buhul tali.”
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa Jibril datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia bertanya, “Apakah engkau sedang sakit wahai Muhammad?” Beliau menjawab, “Ya.” Lalu Jibril berkata,
“Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala penyakit yang menganggumu, dan dari segala kejahatan orang yang dengki dan ‘ain. Semoga Allah memberimu kesembuhan.” 11
Tentang Penyihiran Terhadap Nabi
Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab ath-Thibb dari Shahiih-nya dari ‘Aisyah r.a, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah terkena sihir, hingga beliau merasa mendatangi istri-istri beliau, padahal beliau tidak mendatangi mereka.” Sufyan berkata, “Ini sihir yang paling dahsyat, apabila keadaannya demikian.” Lalu beliau bersabda:
“Wahai ‘Aisyah! Apakah kamu mengetahui bahwa Allah telah memberiku fatwa (petunjuk) dalam perkara yang dulu aku pernah meminta fatwa kepada-Nya 12? Aku didatangi dua orang (Malaikat), lalu salah satunya duduk di sisi kedua kakiku. Maka orang yang duduk di sisi kepalaku bertanya kepada orang yang duduk di sisi kakiku, ‘Apa yang terjadi para orang ini?’ Orang yang duduk di sisi kakiku menjawab, ‘Ia terkena sihir.’ Lalu orang yang duduk di sisi kepalaku bertanya, ‘Siapa yang menyihirnya?’ Yang duduk di sisi kedua kakiku menjawab, ‘Labid bin A’sham seorang laki-laki dari Bani Zuraiq, sekutu orang-orang Yahudi dan ia orang munafik.’ Yang duduk di sisi kepalaku bertanya, ‘Pada apa sihirnya?’ Yang duduk di sisi kedua kakiku menjawab, ‘Pada sisir dan rontokan rambut.’ Dia bertanya ‘Di mana?’ Dia menjawab, ‘Di kulit mayang kurma jantan di bawah dasar sumur Dzarwan.’”
‘Aisyah berkata, “Lalu Nabi SAW mendatangi sumur tersebut dan mengeluarkannya. Lalu beliau berkata:
“Sumur inilah yang diperlihatkan kepadaku, seakan-akan airnya adalah celupan pohon pacar dan seolah-olah pohon kurmanya adalah kepala-kepala syaitan.”
Dia (Sufyan) berkata, “Maka beliau SAW mengeluarkannya.” ‘Aisyah berkata, “Maka aku berkata kepada Nabi, “Mengapa engkau tidak menyebarkannya?” Lalu beliau menjawab :
“Allah telah memberiku kesembuhan, dan aku tidak suka menebar keburukan kepada siapa pun.” 13 [Syahida.com/ANW]
====
Catatan kaki:
1 Ath-Thabari (XXIV/700).
2 Ath-Thabari (XXIV/701).
3 Ath-Thabari (XXIII/700, 701).
4 Fat-hul Baari (VIII/613).
5 Ath-Thabari (XII/478, 479), cet. Darul Kutub al-Ilmiyyah.
6 Ath-Thabari (XII/149), cet. Darul Kutub al-Ilmiyyah.
7 Ath-Thabari (XII/149), cet. Darul Kutub al-Ilmiyyah.
8 Ahmad (VI.61). [Ahmad (No. 24323), hadits hasan, Musnad Imam Ahmad, tahqiq Syaikh Syu’aib al-Arna-uth dan kawan-kawan, cetakan Mu-assasah ar-Risalah, Beirut].
9 At-Tirmidzi (3366). [At-Tirmidzi (No. 3366) dan an-Nasa-i (No. 10138) Hadits shahih, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ (No. 7916)].
10 Ath-Thabari (XII/750, 751).
11 Muslim (2186). [Muslim (No. 2186)].
12 [Yakni tentang sihir yang menyerangnya].
13 Fa-thul Baari (X-243). [Al-Bukhari (No. 5765)].
==
Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 9, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir