Syahida.com – Ada pertanyaan, “Bagaimana doa bisa mengubah takdir, sedangkan takdir itu kan sudah ditentukan?”
Singkatnya, ada beberapa tipe Qadr (takdir). Ada yang sudah tertulis di Lauh Mahfuzh, yang mana semuanya sudah dipertimbangkan. Misalnya, umurmu seharusnya 80 tahun, tapi dalam hidupmu kamu selalu berdoa dan berbuat baik, maka takdir umurmu dirubah menjadi 90 tahun. Dan itu sudah diperhitungkan di Lauh Mahfuzh. Apa yang NANTINYA akan terjadi, sudah tertulis di Lauh Mahfuzh.
Ada juga takdir yang dibawa malaikat pada malam Lailatul Qadr, juga takdir yang sudah ditulis ketika kamu masih dalam kandungan ibumu, juga takdir yang ditulis dalam kehidupan sehari-harimu; setiap hari malaikat menulis takdirmu, semua itu bisa dirubah dan itu maksud Allah dalam Surat Al-Ra’ad ayat 39:
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).”
Maka doamu sangat mempengaruhi takdir, ibarat seperti pangan yang kamu konsumsi akan berpengaruh pada kesehatanmu. Sepenting itulah doa. Doa mempunyai efek pada Qadr-mu.
Rasulullah SAW bersabda bahwa, tak ada yang dapat melawan dan mengubah takdir sehebat doa dan perbuatan baik dan tak ada yang dapat memperpanjang hidup sehebat sedekah. Tapi bisa juga kita ‘mengambil’ takdir; terkadang ada orang-orang yang seharusnya hidup lebih lama, tetapi Allah memperpendek umurnya karena dosa-dosa yang ia lakukan. Perbuatan baikmu bisa memperpanjang hidup, dan dosamu bisa memperpendeknya. Jadi jangan pernah meremehkan kekuatan doa yang kau panjatkan.
Kita baru saja mengeluarkan video tentang Gaza dan musibah-musibah lain yang terjadi di seluruh dunia. Dan doamu, adalah alat terbaik untuk membawa perubahan bagi diri sendiri dan sosial.
Di Dalam Surat Al-Baqarah ayat 186 disebutkan,
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Yang ingin saya tekankan adalah, “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa.” Allah akan merespon. Tapi, ada syaratnya kalau ingin Allah menjawab doa kita, yaitu “Mereka juga harus merespon Aku.” Jadi kalau kamu meminta sesuatu pada Allah, Allah juga meminta sesuatu padamu.
Jadi jangan pernah mengeluh, “Allah tidak menolongku”, tapi renungi dulu apa kamu sudah berusaha? Dan Allah bukan berkata, “fayyujibuuli”, tapi “falyastajibuli”. Tentang Allah, Allah berfirman, “ujibulli”, sedangkan menyangkut hamba-hamba-Nya, Allah berfirman, “Falyastajibuli”. Dua-duanya mengandung arti ‘merespon’, tapi ada perbedaan. Yang menyangkut Allah, bermakna ‘segera’ dan ‘sempurna’. Dan menyangkut kita, artinya bukan ‘segera merespon dengan sempurna’, karena kita tak mungkin bisa. Jadi kita harus BERUSAHA untuk merespon Allah. Kita harus berusaha, berikhtiar, lalu barulah boleh mengharap balasan dari Allah Azza wa Jalla.
Semoga kita dan keluarga kita termasuk golongan yang merespon panggilan Allah SWT. Aamiin. [Syahida.com/ANW]
====
Sumber: Ceramah Nouman Ali Khan & Omar Suleiman
Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…
Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…
“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…
Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…
Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…
Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…
This website uses cookies.