Syahida.com – Wahai saudara-saudaraku, jika banyak orang yang mendermakan harta syubhat untuk keperluan fi sabilillah demi mencari imbalan dari Allah, maka dermakanlah harta syubhat kalian untuk memurnikan unsur-unsur kotor yang telah mencampuri harta penghasilan kalian. Sebab boleh jadi harta kalian sedikit lebih bersih dari yang semula.
Jadilah kalian orang-orang yang takut kepada siksa Allah sebelum hari hisab digelar, karena kami telah mendengar ada salah seorang ulama berkata, “Pada hari kiamat nanti Allah membangkitkan sebuah kaum dari kubur mereka yang aromanya lebih busuk dibandingkan dengan bau bangkai. Mereka itu adalah orang-orang yang bersenang-senang di dunia dengan menikmati harta syubhat.”
Rasulullah telah bersabda, “Barangsiapa menghimpun harta syubhat maka dia dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam harta yang haram.”
Kami mendengar riwayat yang menyebutkan bahwa ada salah seorang ulama yang berkata, “Makhluk yang paling mengetahui kehalalan adalah iblis. Lantas dia akan menghiasi harta yang haram untuk orang-orang yang mau menghimpun harta haram, bahkan Iblis juga menyusupkan harta syubhat ke dalam orang-orang yang menghimpun harta halal.”
Ada sebagian hamba Allah yang mencari harta yang halal saja. Ini merupakan cara hidup yang jarang bisa dilakukan oleh kebanyakan orang. Ketika seseorang menghimpun harta yang halal, maka dia wajib berniat ikhlas supaya mendapatkan ganjaran. Sedangkan syetan selalu saja berusaha untuk membujuk umat manusia. Dia akan membujuk orang-orang untuk menghasilkan harta haram atau pun harta yang berstatus syubhat.
Terkadang ada orang yang mengira, bahwa dengan mendermakan harta syubhat untuk kepentingan fi sabilillah, maka mereka telah melakukan amalan baik. Mereka lupa kalau sebenarnya harta yang didermakan itu dihasilkan dengan cara haram.
Janganlah kalian menjadi orang-orang yang bodoh. Mintalah ampunan kepada Allah setelah banyak terlibat dengan harta syubhat. Takutlah kalian akan siksa Allah yang disebabkan karena kalian telah mencampurkan harta syubhat itu dalam penghasilan. Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik-baik saja. Kami telah mendengar ada salah seorang sahabat berkata, “Jika harta yang dihasilkan baik (halal), maka amal perbuatan orang itu pun akan baik.” Penjelasan tentang masalah ini akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan mendatang.
Ada ulama yang berkata, “Kamu bertekad untuk meninggalkan satu dirham yang kehalalannya masih belum jelas maka itu adalah lebih baik dari pada menyedekahkan seribu dinar harta syubhat yang tidak kamu ketahui apakah halal atau haram.”
Jika Allah telah mentaqdirkan kebaikan bagi kalian, maka kalian pasti tahu bahwa meninggalkan harta syubhat adalah lebih selamat dari pada mencampurkannya dengan harta yang baik. Alangkah bahagianya orang yang selamat pada hari hisab dan alangkah sedihnya orang yang banyak menimbun harta.
Bersyukurlah kalian jika telah diberi ilham oleh Allah untuk mendermakan harta dan dipelihara dari sifat bakhil. Sebab jika tidak demikian, pasti proses interogasi di padang mahsyar akan sangat berat, dan musibah pada saat itu pasti lebih besar.
Demikianlah perbedaan antara dua kelompok manusia. Yang pertama adalah mereka yang merasa sedih mendapatkan harta syubhat. Dia tidak berani menerima dan mencampurkannya dengan harta yang halal. Sedangkan kelompok yang satunya lagi malah ingin mencampurkan harta syubhat itu dengan penghasilannya. Orang-orang yang seperti ini kelak akan dibangkitkan dari kubur dengan aroma yang lebih busuk dari pada bangkai. Semoga Allah melindungi kami dan kalian semua dari nasib seperti itu. [Syahida.com/ANW]
==
Sumber: Kitab renungan Suci, Karya: Al-Muhasibi, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, S.Ag., Penerbit: Pustaka Azzam