Syahida.com – Benar kata seorang penyair:
Kefasihan Sahban dan tulisan Ibnu Muqlah
Dan hikmah Luqman serta kezuhudan Ibnu Adham
Jika terhimpun pada seseorang dan orang itu mengalami kebangkrutan
lalu dipanggil pembeli niscaya dia tidak akan menjualnya meskipun satu dirham
Perhatikan zaman Anda sekarang. Orang yang memiliki harta kekayaan, sangat dihormati oleh mereka, disegani, dan dimuliakan meskipun dia tidak memberikan hartanya sedikit pun kepada mereka. Sementara para ulama dan sastrawan tidak ada yang menghiraukan mereka kecuali hanya sekelompok kecil di antara mereka karena ada manfaat yang dapat diharapkan dari mereka.
Harta itu bagi manusia adalah kedudukan, nasab, paman, dan bibi. Meskipun orang yang memiliki harta kekayaan itu banyak bicara, tapi mereka tetap mengatakan: Dia fasih penuh inspirasi. Dan jika banyak diam, mereka mengatakan: Dia bijak dan penuh penghayatan. Jika dia mengenakan pakaian yang mahal, mereka berkata: Dia hendak menampakkan nikmat Allah yang ada pada dirinya. Jika dia mengenakan pakaian yang lusuh dan usang, mereka berkata: Dia orang yang zuhud dan tawadhu’.
Adapun orang yang fakir, jika dia berbicara, mereka berkata, “Dia banyak bicara dan cerewet”. Jika dia diam, mereka berkata, “Dia tak bisa berbicara”. Jika dia mengenakan pakaian yang bagus, mereka berkata, “Dia orang yang suka menuntut lebih dan mengambil apa yang bukan miliknya.” Dan jika dia mengenakan pakaian yang ditambal, mereka berkata, “Jorok dan tidak bisa merawat diri.” [Syahida.com/ANW]
==
Sumber : Kitab Demi Masa! Beginilah Waktu Mengajari Kita, Karya: Dr. ‘Aidh Abdullah Al-Qarny, Penerjemah: Abdur Rohim, Lc., Penerbit: Cakrawala Publishing