Syahida.com –
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾ وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّـهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّـهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١١
“Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munaafiquun: 10-11)
Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk memperbanyak dzikir kepada-Nya. Dia melarang mereka disibukkan oleh perkara anak dan harta, sehinga lupa mengingat-Nya. Allah SWT mengabarkan bahwa orang yang disibukkan dengan keduniaan dan perhiasannya dari ketaatan dan mengingat Rabb-nya, maka dia termasuk orang-orang yang benar-benar rugi, di mana ia telah merugikan diri dan keluarganya di akhirat.
Kemudian Allah SWT mendorong mereka untuk berinfaq di jalan-Nya, seraya berfirman,
“Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
Menjelang mati, setiap orang yang melampaui batas pasti akan menyesali perbuatan yang telah ia lakukan. Ia minta agar umurnya diperpanjang walaupun hanya sebentar, untuk bisa melaksanakan apa-apa yang telah ditinggalkannya. Yang lalu telah berlalu dan yang akan datang pasti terjadi. Semuanya (akan mendapatkan balasan) sesuai dengan kelalaiannya.
Adapun keadaan orang-orang kafir, maka sebagaimana firman Allah,
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul”. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (QS. Ibrahim: 44)
Juga firman-Nya,
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Rabb-ku kembalikanlah aku (ke dunia). agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minuun: 99-100)
Kemudian Allah SWT berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Maksudnya, Allah tidak akan memberikan penangguhan kepada siapa pun jika ajalnya telah tiba. Allah Maha Mengetahui tentang siapa saja orang yang jujur dalam perkataan dan permohonannya. Dan Dia pun Maha Mengetahui siapa saja yang kalau dikembalikan lagi ke dunia niscaya ia akan kembali kepada keadaannya yang buruk di masa lalu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman,
“Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Syahida.com/ANW]
==
Sumber: Kitab Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 9, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir