Oleh : Anugerah Wulandari
Syahida.com – Renungkanlah kisah anak kecil yang dibunuh oleh Khidhir atas dasar perintah Allah SWT, karena ia menjelaskan sebab ia membunuh dengan firman-Nya,
“Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS. Al Kahfi: 80-81).
Kita berhenti sejenak di sini dan bertanya:
Berapa banyak manusia yang Allah SWT belum menakdirkan untuk menganugerahinya anak, lalu hatinya menjadi sempit karenanya?! Ini adalah sesuatu yang wajar, akan tetapi yang tidak layak untuk terus berlanjut adalah kesedihan yang terus-menerus, dan merasa (selalu) gagal yang dapat menghancurkan seluruh pekerjaan dan aktivitasnya dalam hidup ini!
Andai saja orang yang belum dianugerahi nikmat anak merenungkan ayat ini, bukan hanya untuk menghilangkan kesedihannya saja, tetapi juga agar hatinya tenang dan dadanya lapang, dan andai saja ia melihat takdir ini dengan kaca mata nikmat dan rahmat, dan bahwasanya Allah SWT bisa jadi memberikannya nikmat ini karena sayang kepadanya! Siapa yang tahu? Mungkin saja jika dia dianugerahi anak, anak ini akan menjadi sebab kecelakaan dan penderitaan bagi kedua orang tuanya, serta menganggu kehidupan merek berdua, atau memperburuk reputasi baik mereka berdua!
Allah SWT berfirman,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216). [Syahida.com / ANW]