Syahida.com – Faktor-faktor yang dapat membantu seorang hamba untuk dapat mencintai Allah SWT adalah:
a. Hendaknya seorang hamba memelihara semua hal yang difadhukan, sebab hal yang difardhukan adalah kunci pertama dan jalan yang paling utama menuju kepada Allah SWT.
Seseorang yang tidak mau memelihara semua hal yang difardhukan, selayaknyalah dia menangisi dirinya sendiri. Dia perlu mengetahui bahwa dia tidak mempunyai keberuntungan apa pun di sisi Allah dan tiada bagian pahala baginya di negeri akhirat nanti -semoga Allah menyelamatkan kita dari hal ini-. Demikian itu karena sikap ini merupakan pertanda kemunafiqan, kefasiqan, dan membangkang terhadap perintah Allah SWT.
Oleh karena itu, barang siapa yang shalat dan mendatangi masjid-masjid serta menunaikan semua amal lahiriah yang difardhukan lengkap dengan rukun dan wajibnya, kita menjadi saksi baginya, baik di dunia ini, di alam kubur, maupun di akhirat, di hadapan Allah nanti bahwa sesungguhnya dia termasuk orang mukmin. Akan tetapi, mengenai kerahasiaannya dipasrahkan seluruhnya kepada Allah SWT karena hanya Dialah yang mengetahuinya.
Barang siapa yang terlambat dari menunaikan hal-hal yang difardhukan ini dan meremehkannya, kami menjadi saksi terhadapnya, baik di dunia ini, di alam kubur, maupun di akhirat nanti bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang durhaka lagi fasiq, dan bahwa kelak keputusannya akan dikembalikan kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Allah SWT telah berfirman:
“Tidaklah sekali-kali seorang hamba mendekatkan dirinya kepada-Ku, dengan suatu amal yang lebih Aku sukai, selain hal-hal yang KUfardhukan atas dirinya.” (Hadits Riwayat Bukhari No. 6355 dan Ibnu Hibban No. 346).
Yakni amal-amal yang difardhukan adalah sarana pendekatan diri seorang hamba yan paling disukai oleh Allah SWT.
b. Hendaknya seseorang membaca Al Qur’an dengan merenungi maknanya, karena Al Qur’an adalah kalamullah yang ada di bumi ini dan menjadi parameter bagi seorang hamba untuk mengetahui sampai di mana kadar keimanannya.
Jika Anda melihat seseorang banyak membaca Al Qur’an dan merenungi maknanya sehingga tiada suatu hari pun yang dilaluinya melainkan ia membaca Al Qur’an, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya dia adalah orang yang dekat dengan Allah dan bahwa sesungguhnya dia menjadi orang yang berada di dekat Allah dalam jarak dua busur panah atau lebih dekat lagi.
Tidak disyaratkan bagi seorang muslim yang dikasihi Allah lagi bertaqwa untuk dapat menghafal Al Qur’an seluruhnya. Bahkan seandainya dia hafal sedikit, tetapi mengamalkan semua yang terkandung di dalamnya, niscaya dia akan menjadi golongan orang-orang yang bertaqwa dengan izin Allah.
c. Hendaknya seseorang selalu berdzikir kepada Allah selamanya, karena dzikir kepada Allah adalah pengusir setan, menambah kesetiaan, ketaatan, dan keridhaan Tuhan Yang Maha Pemurah, serta menjauhkan yang bersangkutan dari semua hal yang menyebabkan kemurkaan Allah Yang Tunggal lagi Esa.
Faedah paling besar dari dzikir kepada Allah ialah mengamankan hamba yang bersangkutan dari kemunafiqan, karena sesungguhnya Allah telah menggambarkan kepada kita sifat orang-orang munafiq melalui firman-Nya:
“Dan tidaklah mereka berdzikir (menyebut nama Allah) kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisaa’ (4) : 142).
d. Hendaknya seseorang hamba memperbanyak amal sunnah yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT seperti shalat, puasa dan shadaqah. [Syahida.com / ANW]
==
Sumber: Kitab Hidupkan Hatimu, Karya: Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al-Qarni. Penerjemah: Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, LC., Penerbit: Irsyad Baitus Salam