Syahida.com – Ironis sekali. Kita acapkali memperlebar gudang alasan dengan dalih ‘tak sempat’ atau tak punya waktu untuk membaca Al Qur’an. No. time, kilah kita. Padahal sederet bonus dan hadiah istimewa bagi mereka yang serius membaca, mendalami dan mengamalkannya, terus menanti-nanti. Kalau membaca koran saja punya waktu, kok membaca Al Quran ngga punya waktu? Jika ngobrol, kongkow-kongkow, dan jalan-jalan di mall saja sempat, kok baca Al Qur’an bilang ngga punya waktu? Itulah pertanyaan yang semestinya kita umpankan dan kita tabrakkan kepada diri kita sendiri. Untuk evaluasi dan introspeksi.
Segudang value istimewa bagi Ahlul Qur’an, semestinya menjadi peluit dan alarm bagi kita untuk terus menjauhi sifat malas-malasan dan ogah-ogahan dari menghapal Al Qur’an.
Janji istimewa dan hadiah fantastis bagi pembaca dan penghapal Al Qur’an itu, bisa kita teropong dari beberapa hadis yang motivatic. Keistimewaan itu tercermin dalam beberapa kenyataan bahwa siapa yang mahir membaca Al Qur’an, ia peroleh beberapa keistimewaan:
Hingga Saat Kesulitan pun Diganjari
Tak ada istilah gagal ketika membaca Al Qur’an. Meski bacaan kita belum sempurna atau istimewa, bacaan atau qiraah kita tetap peroleh investasi pahala. Bahkan, ganjaran itu dilipatkan.
Ditegaskan Rasulullah SAW:
“Siapa yang membaca Al Qur’an dengan mahir, maka bersama para malaikat mulia, sedang bagi mereka yang membacanya dengan terbata-bata, dan kepayahan, baginya dua pahala.” (HR. Bukhari & Muslim).
Ibarat Buah Paling Istimewa
Nabi mengibaratkan seorang mukmin yang hobi membaca Al Quran bagai buah paling istimewa. Yang baunya wangi, dan buahnya enak. Bukankah buah yang wangi lebih menarik?
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan seorang mukmin yang membaca Al Quran ibarat buah utrujah, baunya wangi dan rasanya manis. Sedang seorang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an ibarat kurma, tak ada baunya dan rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an ibarat buah Raihanah, baunya wangi namun rasanya pahit, dan seorang munafik yang tidak membaca Al Qur’an ibarat hanzhalah, tak ada baunya dan rasanya pahit.” (HARI. Bukhari-Muslim).
Syafaat yang Menyelamatkan:
Ketika seorang hamba bertubi-tubi ditabrak kesulitan demi kesulitan di hari kiamat, mereka panik dan was-was. Mereka tak kurang-kurang mencari jalan penyelamatan diri. Kengerian kiamat yang tak karu-karuan, menjadikan para hamba terus mencari pertolongan. Beruntunglah mereka yang selalu ‘Menyempat-nyempatkan diri’ untuk membaca Al Qur’an, sebab bacaan Al Qur’an adalah pemberi syafaat ketika kita dalam kesulitan.
Dari Abu Umamah Al-Bahili, katanya, kudengar Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah Al Qur’an, karena ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim). [Syahida.com / ANW]
==
Sumber: Ayat-Ayat Pilihan dan Al Qur’an