Akhlaq & Kepribadian

Mengumbar Pandangan Mata, Bisa Menyebabkan Hati Menjadi Gelap dan Buta

Advertisement

Ilustrasi. (Foto: konsultasipelajar.blogspot.com)

Syahida.com – Sering mengumbar pandangan mata bisa menimbulkan kesan indah dan bisa mengakibatkan hati terpikat kepada obyek pandangan. Sering mengumbar pandangan mata juga bisa menimbulkan berbagai macam kerusakan dalam hati seorang hamba:

Diantaranya adalah yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam -sebagaimana yang telah disebutkan di dalam kitab al Musnad- yang maknanya sebagai berikut: “Pandangan itu merupakan sebuah anak panah beracun dari beberapa anak panah Iblis. Barangsiapa yang memejamkan pandangan matanya karena Allah, maka Dia akan mewariskan rasa manis yang akan dia jumpai di dalam hatinya sampai dengan dia bertemu dengan Allah (kelak).” (Riwayat at Thabari, Al Hakim).

Dalil untuk haramnya mengumbar pandangan mata, cukup disandarkan pada riwayat At-Turmudzi, yang dianggap shahih menurut syarat Muslim oleh al-Hakim: “Wahai Ali, janganlah kamu menuruti padangan mata yang kedua kali. Sebab pandangan pertama menjadi rahmat bagimu. Sedangkan yang kedua bukan rahmat lagi bagimu.” Demikian juga yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam pembahasan al Adab dari Jarir ibn Abdillah, dia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang pandangan mata yang terjadi secara mendadak. Lantas beliau memerintahkan aku untuk segera memalingkan pandangan mataku.”

Di antara kerusakan hati yang disebabkan mengumbar pandangan mata yang lain adalah menyusupnya setan dalam kontak pandangan tersebut. Sesungguhnya setan lebih cepat menyusup pada kontak pandangan mata dibandingkan dengan cepatnya udara yang memasuki ruang kosong. Setan akan menghiasi obyek yang sedang dipandang dan menjadikannya sebagai arca yang bisa menimbulkan daya magnetik hati. Selain itu setan akan memberikan sumpah dan janji-janji palsunya. Setan akan menyulut api syahwat pada hati dan meletakkan kayu bakar maksiat yang sebenarnya tidak mungkin terjadi jika tidak ada kontak pandangan mata tersebut.

Di antara kerusakan lainnya adalah menyebabkan hati menjadi sibuk terhadap obyek pandangan itu dan melupakan amalan-amalan shalih. Setan akan menghalang-halangi dirinya untuk berbuat baik. Maka orang itu akan mengikuti bisikan hawa nafsunya. Allah Tabaaraka wa Ta’ala telah berfirman: “Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi: 28).

Para dokter hati berkata: “Di antara mata dan hati itu ada sebuah celah dan jalan. Jika mata telah memandang dan rusak, maka hatinya juga akan rusak. Dia akan berubah sebagai tempat sampah yang menjadi tempat pembuangan barang-barang najis, limbah dan kotoran. Dengan demikian, hati itu tidak lagi pantas sebagai tempat mengenal dan mencintai Allah, kembali kepada-Nya ataupun merasa senang berada di dekat-Nya. Namun hati yang telah rusak hanya cocok untuk sarang hal-hal yang selain itu.”

Mengumbar pandangan mata merupakan maksiat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur: 30).

Tidak akan ada orang yang merasa bahagia di dunia kecuali dengan menunaikan perintah Allah. Seorang hamba tidak akan selamat di akhirat kecuali dengan mengerjakan semua kewajiban yang diperintahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.



Mengumbar pandangan mata juga menyebabkan hati menjadi gelap. Sebaliknya memejamkan pandangan mata karena Allah ‘Azza wa Jalla bisa menyebabkan hati menjadi bercahaya. Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebutkan: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi, yang di dalamnya ada pelita besar.” (QS. An-Nuur: 35). Hal ini disebutkan setelah Allah berfirman: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 30).

Apabila hati bercahaya, maka dia akan mudah menerima kebaikan dari segala arah. Begitu pula sebaliknya apabila hati telah menjadi gelap, maka dia akan dengan mudah juga menyedot bencana dan keburukan dari setiap tempat.

Mengumbar pandangan mata juga bisa menyebabkan hati menjadi buta. Tidak lagi bisa membedakan mana yang hak dan mana yang bathil, mana yang sunah mana yang bid’ah. Sedangkan jika dia memejamkan mata dari hal-hal yang haram tulus karena Allah ‘Azza wa Jalla, maka Dia akan memberikan perasaan tajam yang bisa membedakan hal-hal tersebut di atas.

Salah seorang shalih berkata: “Barangsiapa mempergunakan tubuhnya untuk mengikuti sunah nabi, menggunakan batinnya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, memejamkan matanya dari hal-hal yang haram, menahan jiwanya dari sesuatu yang syubhat dan hanya mengkonsumsi barang yang halal, maka firasat hatinya tidak akan salah.”

Balasan yang diterima seseorang adalah sesuai dengan amal yang dikerjakannya. Barangsiapa memejamkan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan Allah, maka Allah akan menajamkan mata hatinya. [Syahida.com / ANW]

===

Sumber: Kitab Kiat Menjadi Hamba Pilihan, Karya: Ibnu Qayyim, Penerjemah: Wawan Djunaedi Soffandi, Majid ibn Abul Lail, Penerbit: Pustaka Azzam.

 

Advertisement
Admin Syahida

Disqus Comments Loading...
Share
Kontributor:
Admin Syahida

Recent Posts

Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat (Bagian ke-1)

Tanda-tanda hari Kiamat termasuk salah satu topik yang mendapat perhatian besar dari Rasulullah SAW dalam…

4 tahun yang lalu

Perhatian Al-Quran Terhadap Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas.…

4 tahun yang lalu

Sikap yang Baik dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

“Ilusi adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah langkah pertama untuk penyembuhan”.…

5 tahun yang lalu

Pandemik, COVID-19, Babi, dan Akhir Zaman

Mengapa Nabi Isa - sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad - malah justru membunuh babi…

5 tahun yang lalu

Antara Samiri dan COVID-19

Sejak mewabahnya COVID-19, kini hampir sebagian besar penduduk bumi dilarang untuk saling bersentuhan, harus menjaga…

5 tahun yang lalu

Antara Doa Nabi Ibrahim AS, Doa Nabi Muhammad SAW, Wabah COVID-19, dan Dajjal

Sejak awal tahun 2020 ini, seluruh dunia dilanda wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2…

5 tahun yang lalu
Advertisement

This website uses cookies.