Syahida.com – “Kenapa manusia diuji di dunia?” Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin sempurnakan nikmat-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan tentukan kedudukannya. Itu sama seperti pertanyaan, “Kenapa manusia dijadikan merasa haus? Kenapa dijadikan merasa lapar? Padahal para malaikat saja bisa dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanpa miliki rasa lapar & haus.” Karena dengan lapar dan haus itulah, makan dan minum jadi terasa nikmat. Apalagi kalau sudah menahan lapar dan hausnya seharian, atau puasa di tengah terik matahari plus di tengah aneka kegiatan, maka makan dan minum saat berbuka, jadi luar biasa nikmatnya.
Begitu juga ujian di dunia. Setelah mengalami aneka ujian di dunia, yang mengharu biru, yang menguras air mata, perjuangan kesabaran, tapi lalu ending-nya dimasukkan ke dalam surga, pasti rasanya luar biasa nikmat. Happy luar biasa. Sempurna nikmatnya.
Dan dengan ujian itu, manusia dapat ditentukan kedudukannya di surga yg memiliki banyak tingkatan. Pastinya semua manusia ingin surga yang paling tinggi. Maka berlomba-lombalah. Ada yang ahli puasa, sedekah, dst. Setiap orang, punya keunggulan masing-masing.
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Q.S. Al-Hadid: 21).
Bila Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai seorang hamba, maka ia diuji, sampai ia mencapai derajat surga. Allah Subhanahu wa Ta’ala inginkan hamba-hamba-Nya masuk surga, bukan masuk neraka.
“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu.” (HR. Athabrani).
Dan selama menjalani ujian dan berlomba-lomba itu, ingatlah bahwa engkau tak pernah sendiri, ada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang selalu menjaga dan mengawasi.
“……………………Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa: 1).
You are never alone. Dan hanya kepada Allah lah, kita semua kembali. [Syahida.com/ANW]