Syahida.com – Seseorang yang memperhatikan Kitabullah akan menemukan banyak ayat yang membicarakan detik-detik terjadinya hari Kiamat sering kali disertai dengan perubahan besar yang terjadi di dunia. Adapun tanda-tanda peristiwa yang membicarakan dekatnya hari Kiamat, maka ayat-ayat tersebut terkesan membicarakan secara sekilas. Meskipun demikian dalam berbagai ayat masalah tanda-tanda ini sangat ditekankan karena masalah pertanda dekatnya hari Kiamat ini merupakan hal yang sangat agung dan perlu untuk mendapatkan perhatian.
Allah SWT berfirman:
عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَ ۚ ﴿۱﴾
عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِ ۙ ﴿۲﴾
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya? Tentang berita yang besar (hari kebangkitan),” (QS. An-Naba’: 1-2)
Sisi argumen:
Kedua ayat di atas mengisyaratkan dengan jelas bahwa manusia bertanya-tanya perihal hari Kiamat dan kapankah hari Kiamat tersebut terjadi. Dalam terma Al-Quran, masalah hari Kiamat ini diredaksikan dengan an-naba’ al-‘azhim (berita yang besar). Ini menunjukkan bahwa pertanyaan manusia tentang an-naba’ al-‘azhim menyiratkan bahwa permulaan dari perkara yang besar tersebut tentunya juga besar. Ayat di atas secara tersirat menunjukkan bahwa pengetahuan tentang datangnya hari akhir haruslah mendapatkan perhatian umat manusia karena permulaan akan perkara yang besar itil (hari Kiamat) juga merupakan rangkaian dari peristiwa hari Kiamat itu sendiri.
Pengertian tersirat dari ayat di atas dapat dipahami bahwa ada suatu perkara agung yang tentangnya manusia selalu bertanya-tanya karena sangat pentingnya masalah ini. Sementara perkara yang ditanyakan oleh mereka itu, sebagaimana yang dinyatakan dalam banyak ayat, hanya Allah yang mengetahui kapan terjadinya. Namun demikian manusia tidak dibutakan secara keseluruhan dari peristiwa ghaib tersebut, maka dari itu dikabarkanlah kepada mereka tanda-tanda serta rangkaian peristiwa yang menghantarkan mereka pada pengetahuan kapan terjadinya peristiwa tersebut. Jelasnya jika peristiwa tersebut merupakan peristiwa besar maka permulaan dari peristiwa tersebut atau tanda-tandanya juga berupa hal yang besar juga, sebab hanya dengan permulaan besar inilah peristiwa yang besar itu dapat diketahui.
Allah SWT berfirman:
فَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً ۚ فَقَدْ جَاۤءَ اَشْرَاطُهَا ۚ فَاَنّٰى لَهُمْ اِذَا جَاۤءَتْهُمْ ذِكْرٰىهُمْ ﴿محمد : ۱۸﴾
“Maka, tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka, apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad [47]: 18).
Sisi argumen:
Ayat di atas mengisyaratkan pada dua perkara:
Pertama, hari Kiamat sebagai peristiwa yang maha dahsyat, sangat dekat masanya, dan ia akan datang secara tiba-tiba.
Kedua, meskipun datang secara tiba-tiba, akan tetapi hari Kiamat mempunyai pertanda bagi kedatangannya dan tanda-tanda tersebut sudah mulai berlangsung. Adapun tanda-tanda ini sebagiannya dijelaskan oleh Al-Quran dan sisanya dijelaskan dalam As-Sunnah. Di sisi lain ayat tersebut diredaksikan dalam struktur pertanyaan, ini mengisyaratkan bahwa pertanda datangnya hari Kiamat harus diketahui dan perlu mendapatkan perhatian yang besar, sebab jika seseorang mengetahui tanda-tandanya tentunya hal ini dapat menyelamatkannya dari keterkejutan pada saat peristiwa hari Kiamat benar-benar terjadi.
Allah SWT berfirman:
اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ ﴿القمر : ۱﴾
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (QS. Al-Qamar [54]: 1).
Sisi argumen:
Ayat ini jelas-jelas menunjukkan bahwa hari Kiamat sudah dekat dengan disebutkannya salah satu di antara tanda-tanda hari Kiamat, yaitu terbelahnya bulan pada periode dakwah di Mekah. Selain itu ayat di atas mengorelasikan peristiwa terbelahnya bulan dengan dekatnya hari Kiamat. Ini menunjukkan bahwa ada tanda-tanda yang lain Iagi bagi tibanya hari Kiamat dan terjadinya tanda-tanda tersebut secara berurutan menunjukkan bahwa kita akan semakin dekat dengan hari Kiamat. Ini amatlah jelas sebagaimana yang di isyaratkan dalam ayat tersebut. Maksud tujuannya hendaknya kita mengetahui tanda-tanda tersebut agar kita mempersiapkan diri dalam segala hal.
Allah SWT berfirman:
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَا ۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْ ۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَ ۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ﴿الأعراف : ۱۸۷﴾
“Mereka menanyakan kepadamu tentang hari Kiamat, “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Hari Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”” (QS. Al-A’raf [7]: 187).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman:
اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ ﴿الأنبياء : ۱﴾
“Telah dekat kepada manusia hari hisab (hari perhitungan) segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian Iagi berpaling (dari padanya).” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 1)
Dalam ayat yang lain Iagi, Allah SWT berfirman:
اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ﴿النحل : ۱﴾
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah. Maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. An-Nahl [16]: 1).
Sisi argumen dari ayat-ayat di atas:
Ayat-ayat tersebut seluruhnya menunjukkan bahwa hari Kiamat adalah peristiwa ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Di samping masanya sudah amat dekat, manusia akan dibuat terkejut jika hari Kiamat tersebut benar-benar tiba. Bahkan lebih jauh sebagian ayat tersebut mengungkapkan bahwa peristiwa yang amat dahsyat itu tanda-tandanya telah terjadi. Hal itu menunjukkan bahwa ia sangatlah dekat. Secara global, ayat-ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya untuk mengetahui tanda-tanda hari Kiamat tersebut setiap saat akan mengejutkan kita.
Allah SWT berfirman:
وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖ ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًا ۚ ﴿النساء : ۱۵۹﴾
“Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa’ [4]: 159).
Allah juga berfirman:
وَاِنَّهٗ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُوْنِ ۗ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ ﴿الزخرف : ۶۱﴾
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari Kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 61).
Sisi argumentatif:
Sebagaimana yang dinyatakan dalam pendapat yang rajih (unggul), para mufassir menginterpretasikan bahwa turunnya Isa pada akhir zaman nanti merupakan salah satu pertanda hari Kiamat, masa kehancuran dunia, dan dekatnya hari Kiamat. (syahida.com/hdn)
—
Sumber: Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh, Ensiklopedi Akhir Zaman, Granda Mediatama, Solo, 2013.